Jumat, 03 Mei 2013

LAKUIN SESUATU SECARA OPTIMAL YA BUKAN MAKSIMAL.....

Naahh ni gue mau ngoceh dikit nih.. yang smungkin menurut gueh tu ya ni salah kaprah di masyarakat....

orang selalu bilang "LAKUIN SESUATU SEMAKSIMAL MUNGKIN.." naahh gueh sendiri KAGAK SETUJU sama kata-kata itu....

Menurut gueehh kalo dilakuin secara maksimal hasilnya juga ga bakalan maksimal.. setuju gak loe??? terlalu memaksakan diri... coba kalau optimall tu kan wajar dan wajar sekalii....

seumpame yeee.. loe naik kendaraan... kalo elu pake kecepatan maksimallll misalnya ni yee di motor ato mobil loe spidometernya maksimal disitu 140 km/jam loe naik motor mau pake kecepatan segitu?? yang adee malaahh ntar loe diludahin orang deh =))
trus kalo nabraaakk... naaaaaaahhh  berabee kaannn.... makanya itu kita pakek kecepatan optimal...

begitu juga loe lakuin sesuatuuu.. misalnyaa belajaarr.. yaudah seoptimal mungin ga usah wayangan ga usa begadang.. slow ajaaa.... tapi ya gak terlalu santai jugaaaa.... kalo maksimal yang adaa, bukannya ilmunya masuk, keserap diotaakk eehh loe malah steeesss ga jelaass.. sakiitt eehh klo mekanisme pertahanan jiwa loe lemaah jadii  GILAAAAAKKKKK... mau??
Nahhh kalo loe belajar dengan optimal.. kannn dibuat biasaa enjoyy.. nanti malah ilmunya masuukk keseraap.. daaaannnnnnnnnnn kalo ujiaan bsa dapet nilai baguss.. AMIINN..


SO
JANGAN PAKSAIN DIRI LOE
JANGAN MAKSIMALIN DIRI LOE
OPTIMALIN AJA DIRI LOE
INSYA ALLAH
HASILNYE MAKSIMAL. AAMIINN

Kamis, 02 Mei 2013

BUDAYA COPY PASTE LI....

Buat apa sih SGD??? buat apa sih diskusi???  kalo akhirnya saat SGD ke 2 pada tiap LBM setiap mau mulai pasti pada bilang "RENAME DONG LI??"padahal juga sblm kita masuk mulai semester 1 kita dikasih tau tujuan LEARNING ISSUE itu apa?? hahahahhaha...... kalian ga inget kalo kalian dibiayain mahal2 di UNISSULA buat kuliah jadi dokter, coba gimana kalo misalnya nanti kalau uda jadi dokter? kalau SGDpun copy paste... yaahh ga tauu...

Menurut gueh nih yaaa kampus menggunakan sistem PBL dengan SGD bertujuan kita bisa brainstorming, dan supaya ilmu kita bsa nyerap dengan SGD itu... nah kalo misalnya LI copy paste gimana??

Yahh cuma disini aku lampiasin Unek2nya.. semoga sihh kedepan banyak yang nyadarrr bahwa kalian berhubungan dengan Nyawaa...

Rabu, 01 Mei 2013

NGAPAIN AJE SIH KALO KITA JENUH???

Nahh gueh kali ini pengen banget nuliss ini dan baru sempet gueh nulis sekarang....

jenuhh... yaaa rasa2nya jenuh memang kalau kita ngerasa sesuatu ga ada yang berubah... kejenuhan itu semakin menjadi kadang kala ketika kita sendiri.. nah itu pula yang gue sering alaminn...

namun kejenuhan itu bsa kita jadikan motivasi juga supaya kita bisa bangkit dan maju.. yapp.. kita alihkan aja kejenuhan ini dengan hal-hal yang menurut kita bermanfaat.. organisasi kek... entah main kekk.. tapi ya yang positiff... apalagi gueh kuliah di kedokteran jenuhnyaaa minta ampun.. mau skill lab, SGD, Praktikum, kuliah pakar, tugas wajib, laporan praktikum daannnn lain sebagainyaa..... namun dengan organisasi gueh jadi seneng dan gaak jenuhh, nahh itu merupakan salah satu upaya ngilangin kejenuhaann....

yaa ada beberapa sih yang seuka ngemall, bahkan sampe minum2 segala.. menurut gueehh... itu malah borooss.... yaa bkan karna gue ga suka dan sebel banget dengan yg namanya MALL.... dan kalian tau??? MALL di Indonesia banyak dan semua ramee... itu semua karena orang2 yang konsumtiff.. yaa ora maido sih hahahhaa.. yaa mungkin mereka jenuhh atau gmanaa... tapi menurut gueeh kan bs alihin tuh ke hal yang bermanfaat.. ngeblog kek apaa kek nulis buku keekk dll... -,-"

PONDASI PENCERAHAN PERADABAN



Segala puji hanya milik Allah yang telah memberikan begitu banyak nikmat kepada makhluk – Nya, Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi kita, sang revolusioner sejati Muhammad sallallahu ‘alihi wasallam.Islam adalah satu – satunya agama yang diridhoi Allah subhanahu wata’ala merupakan sebuah Din yang dengan sempurna telah mengatur hidup dan kehidupan manusia, mulai dari ujung kaki sampai urusan negara telah diatur oleh Islam, tetapi dibalik kesempurnaan itu, perlu kita ketahui bahwa Islam adalah benda mati yang tidak akan fungsioner kecuali digerakkan oleh kaum muslimin itu sendiri. Oleh karena itu setiap muslim diwajibkan untuk mempelajari empat perkara untuk melakukan pencerahan peradaban:
Pertama: Ilmu
Maksud wajib disini adalah wajib ‘ain, yaitu sesuatu yang wajib dikerjakan oleh setiap muslim yang telah mendapat beban hukum (mukallaf ). Dalil yang menunjukkan wajibnya menuntut ilmu adalah hadist dari Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah sallallahu ‘alahi wasallam bersabda : “ menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.”
Ilmu yang wajib dipelajari tersebut yaitu ilmu tentang Ma’rifatullah (mengenal Allah), Ma’rifatun Nabiy (mengenal Nabi ) dan Ma’rifatul Islam (mengenal Din Islam ) beserta dalil – dalilnya. Tiga perkara ini merupakan landasan utama yang mana Islam tidak tegak kecuali diatasnya dan seorang hamba akan ditanya tentang tiga perkara ini dalam kuburnya kelak. Seorang manusia jika telah mengetahui Rabbnya, Nabi dan agamanya dengan dalil – dalil maka sempurnalah agamanya.
Mengenal Allah merupakan landasan dalam Agama Islam, tidaklah seseorang dikatakan menganut Islam dengan sebenar – benarnya, kecuali harus mengenal Allah terlebih dahulu dengan mempelajari ayat – ayat syar’i yang tertuang dalam Al – Qur’an dan Sunnah Rasullah sallallahu ‘alaihi wasallam serta mempelajari tanda – tanda kebesaran Allah pada makhluk – Nya. Sebagai konsekuensi pengetahuan ini, seseorang harus menerima dan patuh kepada syariat Allah.
Mengenal Nabi adalah suatu kewajiban yang dibebankan kepada seorang mukallaf, mengenal Rasulullah adalah unsur pokok dalam masalah Agama Islam, karena beliau adalah penyampai risalah dari Allah, pengenalan ini menjadikan seseorang agar menerima semua yang dibawa oleh Rasulullah berupa hidayah dan agama yang benar.
Mengenal Agama Islam mempunyai dua makna, makna umum dan makna khusus, sebagai mana tertera dalam beberapa dalil bahwa Islam dikhususkan untuk umat ini saja, dan dalam beberapa dalil lain menunjukkan bahwa Islam sudah ada pada syariat – syariat sebelumnya, Syaikhul Islam mengomentari perkara tersebut bahwa Islam dalam pengertian umum adalah menyembah Allah semata dan tidak mensyarikatkan – Nya, ini adalah agama seluruh nabi dan rasul. Allah berfirman tentang Taurat dan Bani Israil: “ (Al Maidah : 44  )”.
14. dan diantara orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya Kami ini orang-orang Nasrani”, ada yang telah Kami ambil Perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya; Maka Kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang mereka kerjakan.
Allah menyebutkan sifat para nabi dari Bani Israil dengan Islam, hal ini menunjukkan bahwa Islam bukan khusus untuk umat ini saja. Allah juga menyebutkan bahwa Musa ‘alaihissallam berkata kepada kaumnya (  Yunus : 83). Begitu juga tentang perkataan anak – anak Nabi Ya’kub : ( Al baqarah : 133 )
Adapun makna Islam secara khusus adalah agama yang dengannya Allah mengutus nabi – Nya Muhammad sallallahu ‘alahi wasallam yang merupakan agama terakhir dan tidak diterima agama apapun selain Islam. Firman Allah dalam  surat Ali Imran ayat 85 dan surat Al – Maidah ayat 3. Dari ayat diatas dapat diambil faedah bahwa Allah telah meridhai Islam sebagai agama umat ini.
Dalam mengenal tiga perkara itu harus dengan dalil ( bil adillah )“ bil adillah “ yaitu bentuk jamak dari dalil, lafadz dalil adalah fa’iil bermakna faa’il yaitu ad-dalaalah artinya petunjuk, dalil artinya petunjuk untuk mencapai hal yang diinginkan, dalil tersebut terbagi dua yaitu dalil sam’i yaitu yang ditetapkan melalui wahyu dari Al – Qur’an dan As – Sunnah, dalil Aqli ( argumentasi logis ) yaitu yang diketahui melalui hasil penelitian dan pengamatan.
Ini mengisyaratkan bahwa tidak boleh bertaklid dalam masalah aqidah dan bahwasannya kita wajib memiliki pengetahuan tentang Agama Islam dengan dalil – dalilnya dari Al – Qur’an, As – Sunnah atau ijma’.
Kedua : Mengamalkannya
 Beramal dengan ilmu tersebut, karena ilmu tidak dicari kecuali untuk diamalkan yaitu mengubah ilmu tersebut menjadi sebuah perilaku nyata yang tercermin dalam setiap tindak tanduk dan pemikiran seorang manusia. Di dalam nash – nash syariat terdapat kewajiban mengamalkan ilmu dan pengaruh ilmu tersebut terlihat dalam diri si penuntut ilmu, dan juga terdapat ancaman bagi orang yang tidak mengamalkan ilmunya dan tidak membenahi diri sendiri sebelum memperbaiki orang lain.
Sungguh sangat bagus perkataan Al – Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah : “ seorang alim tetap dikatakan jahil sebelum ia mengamalkan ilmunya, jika ia mengamalkannya barulah ia dikatakan seorang alim”.  Ucapan ini mengandung makna yang dalam, karena jika seseorang memiliki ilmu namun tidak diamalkan maka ia tetap dikatakan jahil, begitu pula sebaliknya, seseorang tidak akan dikatakan ulama sejati kecuali ia mengamalkan ilmunya. Kemudian amalan adalah hujjah bagi seseorang, juga merupakan sebab mapannya ilmu tersebut pada dirinya. Oleh karena itu kita mendapatkan seorang yang mengamalkan ilmunya dapat mengingat ilmu tersebut dengan baik. Adapun yang tidak mengamalkannya maka ilmu tersebut akan dengan mudah terlupakan. Berkata sebagian Salaf “ dengan beramal dapat membantu kami dalam menghafal hadist “. Juga sebagaimana dikatakan sebahagian ulama “ barang siapa yang mengamalkan ilmunya maka Allah akan menganugerahkan kepadanya ilmu yang belum diketahuinya dan barang siapa yang tidak mengamalkan ilmunya maka dikhawatirkan Allah akan menghapus ilmunya”. Allah akan mewariskan ilmu yang belum ia ketahui maknanya ialah bahwa Allah akan menambahkan keimanan dan menerangi ilmunya serta akan membukakan untuknya berbagai cabang ilmu. Allah berfirman dalam Surat Muhammad : 17.
17. dan oraang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan Balasan ketaqwaannya.
Hendaklah seorang muslim mengetahui pentingnya mengamalkan ilmunya karena seorang yang tidak mengamalkan ilmunya maka ilmu tersebut akan menjadi penghujat dirinya, sebagaimana hadist Abu Barzah radiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam At – Tirmidzi, Rasulullah  bersabda: “ seorang tidak akan beranjak dari tempatnya pada hari kiamat nanti hingga ia ditanya tentang empat hal diantaranya : tentang ilmunya, apa yang ia telah amalkan darinya.”
Hadist ini tidaklah dikhususkan untuk ulama saja sebagaimana yang difahami oleh sebahagian orang, tetapi untuk semua orang yang telah mengetahui suatu perkara, maka dalam perkara ini hujjah telah ditegakkan terhadap orang tersebut. Jika seseorang telah mendengar ceramah atau khutbah jum’at yang mengandung peringatan untuk menjahui maksiat yang ia lakukan. Berarti ia telah mengetahui bahwa maksiat yang telah ia lakukan hukumnya haram. Inilah yang dikatakan ilmu dan berarti hujjah telah tegak atas orang tersebut. Telah tecantum dalam sebuah hadist dari Abu Musa Al – Asy’ary radiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Rasulullah  bersabda : “ Al – Qur’an adalah hujjah untukmu dan juga dapat menghujatmu.”
Ketiga : Mendakwahkannya
Mendakwahkan yaitu menyeruh untuk mentauhidkan Allah serta mantaati – Nya. Ini  tugas para rasul dan pengikutnya. Allah berfirman ( yusuf 108 ), karena manusia jika sempurna potensi ilmiyahnya dan sempurna potensi amalnya, maka ia akan berusaha untuk membagi kebaikan tersebut kepada orang lain guna mengikuti langkah para rasul ‘alihimussalam.
Berdakwah di jalan Allah merupakan perkara yang agung dan besar pahalanya sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari ( 4210 ) dan Imam Muslim ( 2406 ): ” demi Allah, bahwa Allah memberi hidayah kepada seseorang malalui dakwahmu, itu lebih baik bagimu dari pada onta merah”.
Dakwah yang merupakan perantara untuk perbaikan dan penbinaan tidak akan dapat dipetik hasilnya melainkan jika si da’i mempunyai karakter yang menjadi sebab diterimanya dakwah, serta terlihatnya pengaruh dakwah tersebut. Di antara sifat tersebut adalah :
  1. Taqwa : maksudnya mencakup semua makna yang berkaitan dengan pelaksanaan perintah dan menghindari larangan serta menghiasi diri dengan sifat – sifat ahlul iman.
  2. Ikhlas : hendaknya dalam berdakwah hanya mengharapkan wajah dan ridha Allah, berbuat baik kepada makhluk – Nya serta menjahui sifat ingin terlihat lebih menonjol dibandingkan yang lain dan meremehkan orang yang didakwahi dengan menganggap bahwa mereka sebagai jahil dan serba kekurangan
  3. Ilmu : hendaklah seorang da’i mempunyai ilmu tentang apa yang ia dakwahkan serta mempunyai pemahaman dari Kitabullah dan Sunnah Rasulullah serta sejarah para salafus shaleh.
  4. Lapang dada dan dapat mengendalikan diri di saat sedang marah, karena yang menjadi medan dakwah adalah dada dan jiwa manusia yang tentu mempunyai tabiat yang berbeda – beda sebagaimana berbedanya bentuk dan rupa manusia tersebut
  5. Hendaknya memulainya dengan hal – hal yang terpenting sesuai dengan kondisi lingkungan mad’unya. Masalah – masalah aqidah dan ushuluddin menempati tempat yang terpenting, sabda Rasulullah  kepada Mu’adz bin Jabal radiyallahu ‘anhu “ hendaknya perkara yang pertama sekali yang engkau dakwahkan kepada mereka adalah syahadat bahwa tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah”.( H.R. Al Bukhari 1395 dan Muslim 19 dalam kitab Al Iman)
  6. Didalam dakwahnya, ia harus menempuh metode yang ada landasannya dari Al qur’anul Karim. Allah berfirman (an nahl 125 )
Hikmah adalah mengetahui kebenaran sekaligus mengamalkannya dan benar dalam perkataan dan perbuatan. Ini semua tidak akan didapati kecuali dengan memahami Al – Qur’an, fikih syariat Islam dan hakikat keimanan.
Al mau’idzatil hasanah adalah perintah dan larangan yang disertai dengan dorongan, ancaman dan perkataan lembut serta antusias dalam memberikan pengarahan
Wa jaadilhum billati hiya ahsan yaitu tempuhlah jalan yang kira – kira akan mendapat  sambutan yakni tetap teguh memegang kaidah dakwah dan menjauhkan diri dari reaksi – reaksi spontan negatif serta tidak terjebak mendahulukan permasalahan kecil daripada perkara yang lebih besar, agar dapat mengefisienkan waktu, menjaga kewibaaan diri dan kehormatannya.
Keempat : Bersabar Atas Segala Gangguan yang  Dialami.
Yaitu bersabar atas gangguan yang dihadapi ketika menyeru ke jalan Allah Ta’ala. Hendaknya seorang dai’I bersabar atas gangguan yang ia terima dari masyarakat, karena menyakiti para da’i sudah menjadi tabi’at manusia kecuali mereka yang telah Allah beri hidayah , sebagaimana firman Allah (Al An’am 34 )
34. dan Sesungguhnya telah didustakan (pula) Rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Allah kepada mereka. tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. dan Sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita Rasul-rasul itu.
Seorang  da’i wajib bersabar  dalam berdakwah dan  tidak menghentikannya. Sabar atas segala penghalang dakwahnya dan sabar dalam gangguan yang ia dapati, karena seorang da’i meminta masyarakat  agar mengendalikan syahwat dan keinginan meraka serta melepaskan kebiasaan – kebiasaan  kaumnya dan melaksanakam hukum Allah baik perintah maupun larangan – Nya, namun kebanyakan manusia tidak memahami manhaj ini. Oleh karena itu mereka mengarahkan segala potensi  untuk menghalangi dan memerangi para juru dakwah ini dengan berbagai jenis senjata. Allah menyebutkan wasiat  Luqmanul Hakim kepada anaknya ( luqman 17 ).
Seorang da’i hendaklah mengikuti jejak para rasul yang mulia yang telah Allah ceritakan kisahnya kepada kita berupa kesulitan – kesulitan yang mereka jumpai dalam berdakwah, kesempitan yang mereka rasakan karena berpalingnya orang – orang dari dakwahnya serta gangguan dari ucapan dan perbuatan, sementara perjalanan masih panjang dan pertolongan yang tak kunjung datang. Allah berfirman ( al ahqaf 35 ) dan Allah Ta’ala menjadikan kesudahan yang baik untuk orang yang bertaqwa dan Dia telah menetapkan pertolongan bagi para penyeru kebenaran. Allah berfirman ( al baqarah 214 )
Inilah empat hal harus dilakukan seorang muslim agar agama yang haq ini dapat tersebar dan menjadi rahmatan il ‘alamin.

BAHASA ASING? PENTING?

‎"VIVAnews - Mahkamah Konstitusi membubarkan Penyelenggaraan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Mahkamah mengabulkan permohonan uji materi Pasal 50 ayat 3 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas). (Selasa, 8 Januari 2013, 16:56)

Yang lucu dan patut dikritisi di negeri jiran Malaysia (yang mau diakui atau ngga, lebih maju dari kita) tujuan pendidikan jelas: MEMARTABATKAN BAHASA MELAYU.
Di Indonesia orang terdidik belum "keren" sebelum cas cis cus ngomong pake bahasa Inggris.

Belum puas? Liat Jepang. Kurang maju gimana dibanding indonesia, ga pernah tuh liat profesor Jepang di wawancara sama tv asing pake b. Inggris, pasti pake bahasa Jepang. Masa mau bilang profesor2 itu pada ga bisa bahasa Inggris? Gagap budaya kita semakin akut aja" akim

yang jelas... bahasa asing itu mending dinomerduakan dari pada bahasa indonesia.. ga usah pke gaya2an bahasa asing.. kecuali udah nguasai banget bahasa indonesia baru belajar bahasa asing.. saya yakin penguasaan bahasa indonesia orang yang pinter bahasa inggris itu jelek... saya berani menjamin.. mereka yang pinter bahasa inggris belum tentu sukses.. tetapi mereka yang menguasai betul secara mendalam bahasa indonesia.. PASTI akan sukses